Sabtu, 22 Mei 2010

Berburu Sekolah Favorit

Oleh: Muhamad Imron
Tanpa disengaja saya membaca tulisan yang terpampang di sebuah situs universitas Kampus Kuning, seperti dikutip, di Jakarta, Senin (3/5/2010). "…Saya dari keluarga tidak mampu, memiliki daya juang yang tinggi, bisakah kuliah di Universitas Indonesia (UI)?...". Pertanyaan yang cukup menggelitik itu nampaknya menjadi representasi bagi para siswa yang baru lulus Ujian Nasional (UN) lainnya di Indonesia. Jika beberapa waktu lalu para siswa dipusingkan dengan kelulusan, saat ini konsentrasi mereka ditujukan ke mana mereka akan melanjutkan. Dan memilih sekolah lanjutan nampaknya bukan persoalan yang mudah, karena ia sangat erat kaitannya dengan masa depan dirinya. Terlebih bagi lulusan SLTA. Fenomena yang menarik dalam potret pendidikan kita pasca UN adalah berburu sekolah favorit, mulai dari lulusan TK hingga SLTA. Bagi lulusan SD maupun SLTP, sekolah yang berstatus Standar Nasional (SBN), Sekolah Berstandar Internasional (SBI) maupun RSBI selalu menjadi idaman setiap siswa. Demikian juga dengan lulusan SLTA yang hendak menuju jenjang Perguruan Tinggi (PT).
Berstatus favorit, tentunya memiliki input dan output yang dapat dibanggakan di mata masyarakat. Di Perguruan Tinggi misalnya, penilaian terhadap performansi favorit dapat diukur dari keberhasilannya dalam mewujudkan misi yang tercermin dalam kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi-nya. Ketiga bentuk kegiatan tersebut adalah kegiatan dalam bidang Pendidikan (academic), kegiatan dalam bidang Penelitian (research), dan kegiatan dalam bidang Pelayanan Masyarakat (Laporan EEDP, 1998). Berdasarkan pemeringkatan yang dilakukan Webometrics Januari 2009 pada situs www.webometrics.info, tiga perguruan tinggi negeri (PTN) terkemuka menempati posisi teratas untuk lingkup Indonesia, yakni Gadjah Mada University (UGM), Institute of Technology Bandung (ITB), dan University of Indonesia (UI).

Favorit
Dalam perspektif Indonesia, dari sudut manakah sisi favorit dan tidaknya sebuah institusi pendidikan diukur. Barangkali jika kita flashback jauh ke belakang, nampak ada kesan yang berbeda antara ‘kualitas’ institusi pendidikan negeri dengan swasta. Di Perguruan Tinggi, keberadaan PTN selalu dielu-elukan oleh sebagian besar calon mahasiswa baru. Sementara PTS tidak lebih dari sekedar tong sampah tempat pembuangan limbah dan barang bekas. Namun sejalan dengan berjalannya waktu, pemahaman itu mulai memudar dengan munculnya PTS yang kualitasnya tidak jauh berbeda dengan PTN, bahkan lebih unggul.
Kriteria unggulan atau favorit setidaknya dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah mulai dari visi misi, status akreditasi, kurikulum, penyelenggara pendidikan, tenaga pengajar, fasilitas, aktivitas kemahasiswaan, prestasi dan kualitas lulusan yang mampu bersaing di bidangnya, serta penilaian dari luar (public opinion). Akreditasi misalnya, jika mengacu pada UU RI No. 20/2003 Pasal 60 ayat 1 dan 3, standarisasi akreditasi meliputi standar isi, standar proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan perguruan tinggi, standar biaya dan standar penilaian yang harus ditingkatkan secara terencana dan berkala. Hendaknya standarisasi ini dilakukan secara ketat dalam setiap proses akreditasi, bukan hanya sekedar formalitas untuk menaikkan ratting lembaga pendidikan semata. Kriteria spesifikasi keahlian juga menjadi penting, artinya penilaian ke arah fakultas atau jurusan/program studi. Sekolah maupun PT favorit biasanya memiliki ciri khas tersendiri dalam hal jurusan/program studi. Namun demikian peserta didik biasanya hanya melihat dari segi peminat dan efek komersial (kesempatan kerja) dari jurusan/program studinya saja, sementara kompetensi yang dimilikinya diindahkan.
Dalam tradisi Jawa dikenal istilah bibit, bebet dan bobot. Memilih PT, memperhatikan ketiga
aspek tersebut juga penting. “Bibit” perguruan tinggi. PTS kadang-kadang kurang diminati, namun jangan menutup mata bahwa justru perguruan tinggi yang mampu berdiri sendiri menandakan bahwa semangat, keteguhan dan cita-cita pendirinya terhadap majunya pendidikan benar-benar teruji. “Bebet”, lingkungan dan iklim pergaulan juga menjadi bagian yang penting dalam pendidikan. Selanjutnya adalah “bobot” atau kualitas perguruan tinggi. Pandangan kita terkadang terbutakan dengan prestasi sebuah perguruan tinggi yang top saja, sementara lupa dengan kemana pemikiran kita akan dibawa, karena disitulah visi dan misi akan tercapai.
Dilematis
Dapat masuk dan belajar di sekolah atau PT favorit adalah salah satu cita-cita dan impian bagi sebagian besarsiswa. Namun, impian itu bukan persoalan mudah jika melihat ketatnya persaingan
dan mahalnya biaya pendidikan saat ini. SLTP/SLTA misalnya, keberadaan SBN atau SBI yang saat ini mulai menjamur, selalu menjadi ukuran sekolah unggulan. Namun demikian, keberadaannya tidak jarang justru dimanfaatkan sebagai lahan bisnis. Dalam sebuah survei pada sebuah SMA di Jakarta yang membuka kelas internasional, biaya masuk yang dikenakan pada siswa mencapai 25 juta pada tahun pertama dan kedua, dan 31 juta pada tahun berikutnya, belum termasuk uang semester (Kompas/26/4/2010).
Demikian juga dengan PT favorit. Tidak sedikit yang memanfaatkan momen ini layaknya lelang sebuah produk dagangan. Siapa yang berani menawar mahal, maka berhak memperoleh satu kursi di
PT bergengsi tersebut. Istilah yang oleh sebagian orang populer dikenal dengan istilah “komersialisasi pendidikan” ini nampaknya bukan merupakan barang baru lagi dalam potret pendidikan kita, bahkan sudah menjadi budaya. Akibatnya adalah hampir dipastikan yang dapat mengenyam bangku pendidikan hanya kalangan menengah atas saja. Sekolah atau PT favorit bukan melulu dipenuhi oleh kalangan intelektual, tetapi lebih banyak didominasi oleh mereka yang berkantong tebal, meskipun kualitas
kecerdasannya pas-pasan. Terlebih lagi ketika RUU BHP disahkan oleh DPR pada 17 Desember 2008, yang kemudian dianggap sebagai embrio lahirnya komersialisasi pendidikan di PT. Mahalnya biaya pendidikan itu bertolak belakang dengan UU No. 20 Tahun 2003 pasal 4 ayat 1 yaitu menyelenggarakan
pendidikan yang mudah, murah dan dapat diakses masyarakat luas melalui proses yang demokratis tanpa adanya diskriminasi.
Ditengah-tengah ketatnya kompetisi antar perguruan tinggi, tidak jarang dijumpai perguruan tinggi yang mengabaikan proses pendidikan. Bahkan berani menghalalkan segala cara untuk memperoleh sebanyak-banyaknya jumlah mahasiswa baru. Ironisnya, perguruan tinggi justru
hanya menjadi mesin pencetak uang. Produk lulusan perguruan tinggi yang proses
pendidikannya asal-asalan -bahkan akal-akalan- seperti ini cenderung tidak mampu menghasilkan output yang berkualitas. Belum lagi jika melihat angka pengangguran di Indonesia yang telah
mencapai lebih dari empat puluh lima (45) juta orang, langkah yang harus ditempuh adalah mencari pendidikan yang baik dan bermutu dan dibutuhkan pasar, bukan hanya murah dan asal saja. Tetapi
harus sejalan dengan potensi yang ada dalam diri kita, baik potensi akademik maupun ekonomi.
Melihat pentingnya pendidikan saat ini, pemerintah harus bertanggung jawab sepenuhnya atas
terlaksananya pendidikan yang menyeluruh dan merata tanpa harus membedakan cluster, status sosial, miskin dan kaya, dan tidak disriminatif.
Semoga bermanfaat.

Muhamad Imron
Ketua PC IPNU Kabupaten Batang

Senin, 19 April 2010

POTENSI SMK BARU DI BATANG

“Give a man a fish and you will feed him for a meal.
But teach a man how to fish and you will feed him for life” "berikan pada seseorang seekor ikan maka kamu memberi dia hanya sekali makan. Tetapi ajarilah seseorang untuk memancing maka kamu telah memberi dia makan seumur hidupnya."
Ungkapan di atas memberikan gambaran bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang utama dan penting dalam kehidupan kita. Yakni sebagai bekal sekaligus modal dasar dalam memenuhi segala aspek kehidupan, baik ekonomi, sosial, politik dan budaya. Secara umum, peranan bidang pendidikan merupakan salah satu upaya pembangunan dalam memberantas kebodohan dan diharapkan melahirkan generasi yang berkualitas untuk kepentingan masa depan bangsa yang terkait dengan eksistensi dan keberlangsungan hidup dalam rangka meningkatkan kesejahteraan kehidupan yang berkelanjutan, baik terhadap diri sendiri, lingkungan maupun bangsa pada umumnya.
Dalam kaitannya dengan ini, pemerintah selanjutnya menyelenggarakan Wajar Dikdas 9 Tahun. Namun jika melihat realitas di lapangan yang syarat dengan kompetisi global, kualifikasi ini ditingkatkan menjadi Wajar Dikdas 12 Tahun, bahkan jika perlu hingga perguruan tinggi. Untuk merumuskan capaian itu, pemerintah membuat rencana strategis jangka panjang yang dimulai sejak tahun 2005. Pada periode awal, 2005-2010, difokuskan pada peningkatan kapasitas dan modernisasi, periode 2010-2015 dikonsentrasikan pada penguatan pelayanan, kemudian pada periode berikutnya, 2015-2020 concern pada daya saing regional, dan dilanjutkan pada periode 2020-2025 yang menitikberatkan pada daya saing internasional.
Salah satu upaya yang tengah dilakukan pemerintah saat ini adalah optimalisasi pembangunan bidang pendidikan, yaitu pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Salah satu tujuan akselerasi pembangunan SMK adalah agar para lulusan yang akan bekerja, bisa langsung masuk sekaligus siap ke pasar kerja sesuai dengan kompetensi keahliannya masing-masing.
Berdasarkan pertimbangan arah kebijakan pendidikan nasional dan berbagai isu-isu starategis yang berkembang dalam implementasi pembangunan pendidikan nasional, maka dalam Renstra Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2005–2009 ditetapkan program-program pembangunan dan pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan secara bertahap dan berkesinambungan, dengan prioritas pembinaan dan pengembangan diarahkan pada: Perluasan dan pemerataan akses SMK dengan membangun unit sekolah baru, penambahan ruang kelas baru, dan meningkatkan daya tampung yang sudah ada melalui pendekatan pengelolaan yang lebih efektif dan efisien;
Meningkatkan mutu, relevansi, dan daya saing SMK dengan mengembangkan sejumlah Rintisan SMK SBI, Rintisan SMK SBI di kawasan perbatasan, SMK Pra SSN, revitalisasi peralatan, dan pengadaan sarana prasarana pembelajaran lainnya; Meningkatkan manajemen SMK dengan menerapkan prinsip good governance yang mengacu ISO 9001: 2000 dan perintisan sertifikasi ISO 9001: 2008.
PR besar pemerintah tersebut, bukan berarti memberikan jalan seluas-luasnya dalam pendirian SMK, tetapi harus dipertimbangkan pula tujuan dan pengolahan kelulusan nantinya. Oleh karena itu, pemerintah menekankan pentingnya sistem pendidikan dan fasilitas pendukung dalam pendirian SMK. Karena keduanya akan sangat mempengaruhi hasil out put.
Berdasarkan PP 29 Tahun 1990 bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Maka pembangunan jaringan (networking) antara SMK dan dunia kerja juga menjadi prioritas utama yang harus dimiliki sebelum mendirikan institusi pendidikan tersebut.
Menurut Mendiknas masalah perluasan dan pemerataan akses SMK meningkat pada saat awal perbandingan SMK dengan sekolah umum + 35 : 65, sedangkan saat ini perbandingan sekolah kejuruan dan sekolah umum mencapai 47 : 53. Untuk mencapai 50 : 50 sesuai tujuan awal dari Depdiknas memerlukan waktu tidak lama lagi. Bahkan pendirian SMK hingga saat ini diprioritaskan mampu memasuki rasio perbandingan SMK dan SMA 40:60 (2008) dan 70:30 pada tahun 2009.

3 SMK Baru
Salah satu upaya yang paling penting dalam kaitannya dengan pendirian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah dengan melihat potensi wilayah dan kebijakan daerah pada masa mendatang. Pemerintah, dalam hal ini adalah Depdiknas, siap membantu daerah-daerah yang hendak mendirikan SMK, baik dalam bentuk bantuan tenaga pendidik, program, kurikulum, maupun bantuan untuk menentukan jenis SMK yang sesuai dengan daerah tersebut. Termasuk salh satunya adalah Kabupaten Batang.
Berdasarkan data Disdikpora Kabupaten Batang tahun 2009/2010, jumlah SMA dan SMK masih imbang. Ratio antara SMK dan SMA adalah 50:50, terdiri dari 13 SMA Negeri/Swasta dan 13 SMK Negeri/Swasta. Namun jika ditambah dengan jumlah 10 MA yang ada, ratio SMK dengan SMA/MA adalah 30:70. Jika program pemerintah tahun 2009 ratio SMK dan SMA 70:30, maka pendirian SMK di Kabupaten Batang masih harus terus dilakukan.
Tahun 2010/2011, setidaknya akan didirikan 3 (tiga) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Batang dengan bidang dan kompetensi keahlian yang berbeda. Ketiga SMK tersebut antara lain adalah SMK Bumi Sekar Nusantara Gringsing dengan konsentrasi pada otomotif, SMK Nusahada Reban menitikberatkan pada bidang pertanian, dan SMK Bhakti Kencana Batang yang concern dalam bidang kesehatan dengan kompetensi keahlian keperawatan dan farmasi.
Menurut penuturan kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Batang, Priyodigdo, pendirian SMK merupakan bentuk kepedulian masyarakat dalam sektor pendidikan yang harus didukung secara bersama-sama antara masyarakat dan pemerintah.
Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan jika tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, dan media yang sama seperti yang diterapkan di tempat kerja. Hal ini juga harus sejalan dengan menumbuhkan kebiasaan kerja yang efektif kepada siswa melalui pelatihan dan pembelajaran yang riil dengan dunia kerja, dan bukan sekedar latihan semata. Dengan bertambahnya ketiga SMK tersebut diharapkan akan mampu menjadi alternatif baru bagi pengembangan pendidikan di Kabupaten Batang, terutama pendidikan kejuruan.
Sebagai bentuk pengejawantahan Pasal 31 Ayat (1) bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Pemerintah bersama-sama masyarakat harus segera melakukan strategi baru dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas bangsa melalui pendidikan yang berkualitas. Sehingga diharapkan mampu menghasilkan manusia-manusia, cerdas, kreatif, inovatif dan kompetitif dalam segala aspek kehidupan. Karena itulah peningkatan pemerataan dan akses pendidikan, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, tata kelola yang baik serta pemerintahan yang baik (Good governance) harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Semoga bermanfaat.

Muhamad Imron
Penulis adalah peneliti di Lakpesdam NU dan Konsorsium DERAP Kab. Batang

PENDAMPINGAN HIV/AIDS DI BATANG

Kabupaten Batang merupakan daerah yang mempunyai potensi cukup besar bagi penularan HIV/AIDS di Jawa Tengah. Hal ini dapat kita saksikan dengan menjamurnya sejumlah warung remang-remang yang berderetan hampir di sepanjang jalur pantura Kabupaten Batang. Keberadaan warung-warung kecil dipinggiran jalan tersebut, pada umumnya tidak hanya digunakan sebagai transit para trucker untuk sekedar istirahat, tetapi sebagian dimanfaatkan untuk tempat jajanan nafsu para hidung belang atau lokalisasi. Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh bagi berkembangnya penularan HIV/AIDS.
Berdasarkan yang dihimpun dari klinik Inveksi Menular Seksual (IMS) HIV/AIDS KPA Kabupaten Batang hingga Desember 2008, setidaknya ada sekitar 52 orang yang terjangkit virus HIV/AIDS. Sementara dari data klinik IMS-VCT Puskesmas Banyuputih sampai dengan November 2009 terdapat 64 kasus HIV/AIDS, 10 orang diantaranya positif terjangkit AIDS, sedangkan yang 6 meninggal dunia. Di Kabupaten Batang penularan HIV/AIDS utamanya terjadi pada kelompok populasi kunci yang melakukan hubungan seksual beresiko, bahwa dari 64 kasus tersebut, 50 orang WPS, 4 pria resiko tinggi, 3 waria, 3 orang ibu rumah tangga, 3 orang TB-HIV, dan gay 1 orang. Angka ini tentunya akan terus bertambah jika tidak ada penanganan secara serius.
Berbagai upaya penaggulangan telah dilakukan untuk meminimalisir perkembangan penyakit mematikan ini. Dalam hal ini pemerintah daerah yang dimotori oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) merangkul berbagai lembaga, komunitas peduli HIV/AIDS, perwakilan Ormas, LSM, tenaga pendidik dan pelajar, serta lembaga resourse di sekitar lokalisasi. Bentuk preventif yang dilakukan adalah dengan menyelenggarakan berbagai macam program dan kegiatan yang mengacu pada rencana aksi nasional penanggulangan HIV/AIDS dan Renstra KPA Kabupaten Batang. Diantaranya adalah dengan melakukan sosialisasi kesadaran pemakaian alat kontrasepsi, pemeriksaan IMS HIV/AIDS dan VCT (Voluntary Conseling and Testing) secara berkala, serta melakukan pendekatan dan pembentukan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Bahkan pada peringatan hari AIDS sedunia pada tanggal 1 Desember 2009 lalu, pemerintah bekerja sama dengan beberapa lembaga, pelajar dan masyarakat melakukan street campaign atau aksi solidaritas dan sosialisasi HIV/AIDS di setiap kecamatan. Pemerintah juga melakukan sosialisasi penggunaan kondom dan HIV/AIDS (Tragetted Multi Media Campaign) dengan media hot spot di beberapa tempat, salh satunya adalah di Banyuputih.
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, pemerintah menyediakan layanan pemeriksaan IMC-VCT pada Klinik IMS-VCT Puskesmas Banyuputih (sejak 2006) dan klinik VCT-CST RSUD Kabupaten Batang yang mulai beroperasi pada November 2009. Untuk media informasi tentang HIV/AIDS dan sosialisasi, pemerintah menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga (komunitas) peduli HIV/AIDS, diantaranya adalah Family Health International (FHI) di bawah lembaga internasional USAID, Gesang, Graha Mitra, Global Found dan Pelita dengan masing-masing wilayah pendampingan yang berbeda.
Meskipun terdapat belasan lokalisasi, setidaknya hanya ada tujuh titik yang menjadi daerah pendampingan prioritas dan dianggap berpotensi besar bagi penyebaran HIV/AIDS. Ketujuh daerah tersebut antara lain adalah daerah nonlok Surodadi, Resos Penundan, Resos Banyuputih, nonlok Wuni, Jrakah Payung, Boyongsari dan Bong Cina.

Problem di Lapangan
Berbagai kendala banyak ditemukan di lapangan dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS, terutama di daerah rawan (lokalisasi). Kendala-kendala itu tidak hanya terjadi pada kelompok populasi kunci saja (WPS), tetapi banyak juga bersumber dari pengelola resourse. Bahkan ada sebagian dari mereka yang justru memanfaatkan dengan melakukan penarikan kontribusi kepada para WPS dalam pemeriksaan yang seyogyanya dilakukan secara gratis. Ironisnya lagi, mereka yang sudah membayar administrasi tidak diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan. Hal ini barangkali dikarenakan minimnya komunikasi dan kerjasama antara petugas lapangan dengan pengelola resourse. Dalam hal ini pemerintah daerah hendaknya bersikap lebih tegas terhadap Pokja yang telah dibentuk di masing-masing kecamatan agar lebih serius dalam menangani upaya penanggulangan HIV/AIDS.
Salah satu upaya yang cukup efektif dalam pendampingan ini adalah dengan memberikan pemahaman tentang dampak negatif HIV/AIDS bagi kehidupan mereka, baik jangka pendek maupun jangka panjang, serta memberikan bekal (life skill) pada kelompok populasi kunci rawan HIV/AIDS agar lebih yakin untuk hidup mandiri, sehingga tidak terjerumus dalam dunia yang sama. Tidak hanya berhenti sampai di sini saja, kita juga harus memberikan motivasi dan toleransi kepada penderita (ODHA) untuk hidup berdampingan dalam masyarakat.
Karena itulah, peran serta masyarakat dan komitmen pemerintah menjadi kunci utama dalam upaya penganggulangan virus mematikan ini. Dengan kerjasama yang baik inilah akan terbentuk sebuah aliansi besar untuk menghadapi HIV/AIDS di Kabupaten Batang. Sehingga akses informasi, perawatan, penanggulangan dan upaya pencegahannya akan mudah dilakukan oleh masyarakat luas.
Semoga bermanfaat.

Muhamad Imron
Penulis adalah Peneliti di Lakpesdam dan Konsorsium DERAP Kab. Batang

Minggu, 18 April 2010

Modul Powerpoitn

MODUL
MICROSOFT POWER POINT




1. Mengenal PowerPoint
Microsoft PowerPoint merupakan software produk Microsoft® yang dikhususkan untuk pembangunan atau pembuatan slide untuk presentasi. Microsoft PowerPoint memiliki beberapa alat bantu (tools) yang membantu perancang slide untuk mendesain slide sehingga tampil lebih menarik dan mudah dikendalikan saat melakukan presentasi.
Sebelum kita mengenal PowerPoint, kita buka dulu software Microsoft PowerPoint. Untuk membukanya, klik tombol Start  All Program  Microsoft Office  Microsoft PowerPoint




Gambar 1.1. Membuka Microsoft PowerPoint

Sesaat kemudian Microsoft PowerPoint akan ditampilkan seperti gambar di bawah ini.



Gambar 1.2 Microsoft PowerPoint

Keterangan:
1. Titlebar
2. Menubar
3. Standard Toolbar
4. Format Toolbar
5. Outlining Tab
6. Sliding Tab
7. Sliding Viewer
8. Drawing Toolbar
9. Design Slide
10. Task Pane

Titlebar, merupakan judul slide yang sedang didesain. Judul slide ini akan sesuai dengan nama file simpanan dari slide yang sedang didesain.
Menubar, merupakan baris menu mulai dari File, Edit, View… sampai dengan Help. Fungsi dari masing-masing menu sesuai dengan namanya, misalnya menu File berfungsi untuk pengelolaan file seperti menyimpan, membuka, menutup dan mencetak file.
Standard Toolbar, merupakan tombol pintas (shortcut) yang sebagian besar adalah fungsi-fungsi pada menu File dan Edit.
Format Toolbar, merupakan tombol pintas (shortcut) yang sebagian besar adalah fungsi-fungsi pada menu Format.
Outlining Tab, merupakan tab yang menampilkan ouline/teks isi dari slide yang sedang didesain.
Sliding Tab, merupakan tab yang menampilkan slide yang sedang didesain dalam miniatur.
Sliding Viewer, merupakan shortcut untuk menampilkan slide yang sedang didesain.
Drawing Toolbar, merupakan shortcut yang berisi sekelompok alat bantu (tools) untuk meng-kanvas pada slide yang sedang didesain.

Design Slide, adalah tampilan dari slide yang sedang didesain.
Task Pane, adalah sebuah tool untuk memonitor dan mempermudah proses yang sedang dikerjakan.


2. Fungsi-fungsi Toolbar
• Standard Toolbar

Gambar 1.3. Toolbar Standard

Tombol Keterangan
Untuk membuat slide baru
Untuk membuka slide yang sudah ada
Untuk menyimpan slide
Untuk mengirim slide melalui e-mail sebagi attachment
Untuk mencetak slide
Untuk preview slide
Untuk menaktifkan speeling dang grammer dari teks pada slide
Untuk translator bahasa (kamus)
Untuk memindahkan objek dari slide ke clipboard
Untuk mengcopy objek dari slide ke clipboard
Untuk menempelkan objek dari clipboard ke slide
Untuk menduplikasi format satu objek ke objek lainnya
Untuk menampilkan kembali kondisi sebelumnya
Untuk menampilkan kembali kondisi sesudahnya





• Format Toolbar

Gambar 1.4. Format Toolbar

Tombol Keterangan
Untuk memilih jenis font/huruf
Untuk memilih ukuran huruf
Untuk memberi efek cetak tebal pada teks
Untuk memberi efek cetak miring pada teks
Untuk memberi efek bergaris bawah pada teks
Untuk memberi efek bayangan pada teks
Untuk memformat teks rata kiri
Untuk memformat teks di tengah-tengah
Untuk memformat teks rata kanan
Untuk memberikan urutan penomoran pada item
Untuk memberikan penekanan tanpa penomoran pada item
Untuk menambah ukuran tinggi karakter
Untuk mengurangi ukuran tinggi karakter


• Drawing Toolbar

Gambar 1.5. Drawing Toolbar

Tombol Keterangan
Untuk mengelola posisi objek, misal: membalik, memutar, mengelompakkan, overlap, dan lain-lain.
Untuk memilih/seleksi objek
Untuk meng-kanvaskan bentuk-bentuk objek khusus, missal: Lines, Connector, Basic Shapes, Block Arrows, Flowchart, dan lain-lain
Untuk membuat bentuk garis
Untuk membuat bentuk anak panah
Untuk membuat bentuk segiempat
Untuk membuat bentuk lingkaran
Untuk menambahkan objek teks pada slide
Untuk menambahkan objek wordart pada slide
Untuk menambahkan objek diagram dan struktur organisasi
Untuk menambahkan objek clipart, sound, dan movie
Untuk menambahkan objek gambar dari file
Untuk memberi warna dasar pada bentuk-bentuk tertentu
Untuk memberi warna garis pada bentuk-bentuk tertentu
Untuk memberi warna font/teks
Untuk memilih ketebalan garis
Untuk memilih jenis-jenis garis
Untuk memilih jenis-jenis bentuk anak panah
Untuk memberi efek bayangan pada objek
Untuk memberi efek tiga dimensi pada objek



MODUL 2
Mendesain Slide
1. Membuat Slide Baru
Untuk membuat slide baru, pilih menu File  New, kemudian perhatikan pada task pane akan ditampilkan New Presentation.

Gambar 2.1. New Presentation Task Pane

Pada kelompok New terdapat 4 (empat) pilihan slide baru, yaitu:
Blank presentation, untuk membuat slide baru yang masih kosong.
From design template, untuk membuat slide baru dengan desain slidenya diambil dari desain simpanan standard yang sudah disediakan oleh Microsoft PowerPoint.
From AutoContent Wizard, untuk membuat slide baru dengan desain slide dan isi dari slide diambil dari simpanan standard yang sudah disediakan oleh Microsoft PowerPoint.
From existing presentation, untuk membuka slide simpanan yang sudah ada dalam bentuk file.
Pada pokok bahasan ini kita akan membuat slide baru yang masih kosong. Oleh karena itu, pilih Blank presentation dari Task Pane. Jika ingin langsung membuat slide baru yang masih kosong, dapat memanfaatkan standard toolbar dengan meng-klik tombol New presentation .
Kemudian kita dihadapkan pada sebuah slide seperti gambar di bawah ini.



Gambar 2.2. Slide baru yang masih kosong

Microsoft PowerPoint memberikan sebuah slide yang merupakan judul dari slide yang akan kita desain. Judul dari slide ini nantinya akan kita kenal dengan nama Master Title. Dari gambar di atas, kita memiliki 2 (dua) buah objek Textbox, yaitu Click to add title dan Click to add subtitle. Maksudnya jika kita akan menuliskan judul presentasi, cukup meng-klik pada area kotak tersebut dan menuliskan judulnya. Kemudian pada kotak subtitle bisa kita isi dengan nama narator atau presentator. Contoh, seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.3 Desain Judul Presentasi
2. Mendesian Outline Slide
Untuk mendesain outline/teks slide, terlebih dahulu kita tampilkan Outlining Toolbar. Pilih menu View  Toolbars  Outline, maka Outlining Toolbar akan tampil di sebelah kiri dari IDE PowerPoint. Selanjutnya aktifkan Tab Outline seperti gambar di bawah ini.


Gambar 2.4. Menampilkan Outlining Toolbar dan Tab Outline

Pada tab outline terdapat sebuah kotak kecil. Kotak tersebut merepresentasikan sebuah slide. Slide paling atas adalah slide judul presentasi yang akan kita desain. Untuk menuliskan teks pada slide tersebut cukup dengan menambahkan teks di sebelah kanan slide. Perhatikan gambar di bawah ini.



Gambar 2.5. Membuat judul presentasi dengan outline
Saat kita menambahkan teks di sebelah kanan slide pada outline, maka teks tersebut juga tampil pada desain slide utama. Contoh di atas kita menambahkan teks “Hacking Ponsel CDMA” sebagai judul presentasi. Setelah kita tekan tombol [Enter] dari keyboard, maka outline menambahkan sebuah slide di bawahnya. Perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar 2.6. Penambahan slide baru pada tab outline

Slide baru otomatis ditambahkan, sehingga saat ini kita memiliki 2 (dua) slide. Jika kita menginginkan penambahan slide baru, kita bisa menfaatkan slide tersebut. Tetapi jika baris berikutnya masih ada teks untuk slide sebelumnya, kita bisa gunakan Outlining Toolbar agar teks berikutnya adalah bagian dari slide sebelumnya.
Perhatikan pada Outlining Toolbar terdapat tombol Demote , berfungsi untuk menggeser objek outline ke kanan. Jika objek sebelumnya adalah slide, maka proses demote akan menjadikan baris berikutnya adalah bagian dari slide sebelumnya. Jika objek sebelumnya adalah objek Textbox, maka proses demote akan menjadikan baris berikutnya adalah bagian dari objek tersebut. Selain terdapat tombol Demote, juga terdapat tombol Promote yang fungsinya adalah kebalikan dari tombol Demote.
Untuk memahami konsep Demote dan Promote, buatlah outline seperti gambar di bawah ini.


Gambar 2.7. Penggunaan Demote dan Promote pada Outline

3. Menggunakan WordArt
WordArt merupakan objek tulisan yang memiliki bentuk dan gaya yang unik. Untuk menyisipkan WordArt pilih menu Insert  Picture  WordArt. Atau bisa langsung meng-klik tombol WordArt pada Drawing Toolbar.
Kemudian kita akan dihadapkan pada WordArt Gallery yang merupakan pilihan bentuk-bentuk WordArt. Pilih salah satu bentuk yang diinginkan kemudian klik tombol [OK]. WordArt akan menampilkan Input Box yang harus kita isi dengan tulisan yang akan dijadikan objek WordArt.

Gambar 2.8. WordArt Gallery
Gambar 2.9. Edit WordArt text

Gambar 2.10. WordArt pada Slide PowerPoint

4. Menggunakan ClipArt
ClipArt merupakan objek yang bisa berupa foto, suara, atau film. ClipArt dapat kita sisipkan dala, slide yang sedang kita desain dengan memili menu Insert  Picture  ClipArt, atau dengan meng-klik tombol ClipArt dari Drawing Toolbar.
Perhatikan bagian kanan dari IDE PowerPoint, Task Pane akan mengaktifkan ClipArt. Pada Task Pane ClipArt terdapat fasilitas untuk mencari kategori ClipArt dan lokasi pencariannya.

Gambar 2.11. Fasilitas Pencarian ClipArt pada Task Pane

Untuk menyisipkan ClipArt ke slide cukup men-drag ClipArt yang diinginkan dan di-drop pada slide yang dimaksud. Atau dengan meng-klik tombol dropdown sebelah kanan dari ClipArt yang diinginkan kemudian pilih Insert.

Gambar 2.13. Drag and drop ClipArt
Gambar 2.14. Menyisipkan ClipArt dengan dropdown list Insert

5. Menggunakan Diagram and Organization Chart
PowerPoint menyediakan fasilitas untuk pembuatan bentuk-bentuk diagram dan struktur organisasi. Pilih menu Insert  Diagram, atau dengan meng-klik tombol Diagram and Organization Chart pada Drawing Toolbar.

Gambar 2.15. Menyisipkan Diagram atau Struktur Organisasi

Gambar 2.16. Diagram Gallery
Dari diagram gallery kita bisa memilih bentuk diagram yang kita inginkan.

Gambar 2.17. Struktur Organisasi

6. Membuat Background
Agar lebih menarik, slide dapat kita tambahkan background. Background untuk slide dapat berupa warna tunggal, warna gradient, texture, pattern (arsir), dan picture (gambar). Untuk membuat background, pilih menu Format  Background, sehingga tampil gambar seperti di bawah ini.

Gambar 2.19. Membuat Background Slide

Untuk membuat background warna tunggal, cukup memilih warna yang sudah disediakan pada color palette melalui more color. Fill Effect dapat kita gunakan untuk memilih background berupa gradient warna, texture, pattern, dan picture.

Gambar 2.20. Color Pallate

Gambar 2.21. Background dengan Fill Effect

Setelah kita memilih background yang sesuai, maka kita harus menerapkan background ke slide. Ada 2 (dua) pilihan penerapan background ke slide, yaitu Apply to All dan Apply. Apply to All artinya bahwa background yang sudah kita tentukan akan diterapkan untuk seluruh slide, tetapi jika Apply saja, background akan diterapkan pada slide yang sedang aktif.

Gambar 2.22. Dialog penerapan background slide
7. Membuat Tabel
PowerPoint juga menyediakan fasilitas untuk pembuatan table, pilih menu Insert  Table.

Gambar 2.24. Menyisipkan Tabel

Isikan jumlah kolom table yang akan kita buat pada Number of columns, PowerPoint secara default memberikan jumlah kolom 2 (dua). Isikan juga jumlah baris table yang akan kita buat pada Number of rows, PowerPoint secara default memberikan jumlah baris 2 (dua).

Gambar 2.25. Menyisipkan Tabel pada Slide
8. Menyisipkan Tabel dari Microsoft Excel
Untuk menyisipkan tabel dari Microsoft Excel ke slide, buka dulu file yang berisi tabel dengan Microsoft Excel. Kemudian bagian yang akan di sisipkan ke slide diblok seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.26. Mengcopy Tabel dari Microsoft Excel
Klik tombol Copy pada Standard Toolbar, kemudian aktifkan slide PowerPoint yang akan disisipi tabel. Klik tombol Paste pada Standard Toolbar.

Gambar 2.27. Menyisipkan Tabel dari Microsoft Excel ke Slide

9. Menyisipkan Grafik dari Microsoft Excel
Sama halnya dengan menyisipkan tabel, untuk menyisipkan grafik dari Microsoft Excel, buka file yang berisi grafik dengan Microsoft Excel. Seleksi grafik yang akan disisipkan, kemudian klik tombol Copy pada Standard Toolbar.


Gambar 2.28. Mencopy grafik dari Microsoft Excel

Aktifkan slide PowerPoint yang akan disisipi grafik. Klik tombol Paste pada Standard Toolbar.

10. Menggunakan Design Template
PowerPoint sudah menyediakan desain standard yang unik dan langsung bisa kita pake untuk mempercantik tampilan slide PowerPoint Kita. Desain standard tersebut dikenal dengan Design Template. Design Template menyediakan desain background, tulisan, dan slide master.
Untuk mengaktifkan Design Template, pilih menu Format  Slide Design. Perhatikan IDE PowerPoint bagian kanan, Task Pane menampilkan daftar Design Template yang bervariasi. Pilih salah satu desian, maka desain tersebut akan langsung diterapkan pada slide kita.

Gambar 2.30. Mengaktifkan Design Template


Gambar 2.31. Menerapkan Design Template ke Slide












LATIHAN

Dilema Sekolah Gratis

Reklame tentang sekolah gratis mulai tahun 2009 yang ditayangkan di TV menimbulkan banyak pertanyaan dan komentar di kalangan masyarakat. Antara lain sekolah gratis sampai kapan? Alasan apa? Apakah ada hubungannya dengan pemilu Presiden dan Wakil Presiden bulan Juli 2009 ini?

Bagaimana sekolah dapat memenuhi kebutuhan konkretnya yang tak dapat diketahui dan dibantu oleh pemerintah dengan APBN dan APBD? Apakah memang partisipasi masyarakat harus dimatikan dan tidak diperlukan lagi? Pemerintah kuat berapa? Tampilan reklame ini memberi kesan kontradiksi, antara keseriusan Mendiknas Bambang Sudibyo dengan kegirangan masyarakat yang menerima warta sekolah gratis dalam ekspresi kegirangan dan tari-tarian.

Kontradiksi antara raut wajah kesungguhan kerja keras Mendiknas Bambang Sudibyo dengan mental santai dan senang-senang tanpa beban tanggung jawab pada wajah masyarakat.Sekolah gratis sebagai pemberian perhatian dan tanda kasih pemerintah harus diimbangi atau dibuktikan dengan kerja keras masyarakat. Bukan sebaliknya dengan sikap santai menunggu pemberian atau menangisi nasib.

Sebab kerahiman, anugerah-rahmat dan kurnia (Gratia/Latin – Gratis/Indonesia) diberikan kepada manusia untuk melengkapi dan menyempurnakan yang masih kurang dalam perjuangan yang sudah ada.

Manusia harus memulai bekerja, berjuang dengan kemampuan yang ada padanya, yang kurang akan dilengkapi kemudian. “Sekolah harus bisa” yang diungkapkan oleh Mendiknas Bambang Sudibyo mengandaikan ada kerja sama antara masyarakat yang sudah bekerja dan pemerintah yang membantu untuk melengkapi kekurangan perjuangan masyarakatnya.

Kalau pemberian dari pemerintah saja tanpa ada perjuangan oleh masyarakat untuk dirinya sendiri, maka tidak akan membawa rahmat dan keberhasilan yang memuaskan. Kurnia rahmat keberhasilan diberikan kepada petani, pelajar, mahasiswa, pegawai, politikus, wiraswastawan, yang bekerja keras, bukan pada orang yang santai dan bermental-enak.

Maka ide dan pelaksanaan sekolah gratis mestinya dijabarkan dalam pengertian subsidi pemerintah untuk melengkapi upaya yang sudah dimulai dalam semangat partisipasi masyarakat sekolah. Perjuangan dan partisipasi masyarakat sekolah untuk pemenuhan kebutuhan sekolah dan peningkatan mutunya, jangan dilarang oleh pemerintah.

Sebab dengan larangan memungut uang di sekolah yang sesuai dengan rencana dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), mematikan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat sekolah.

Sekolah gratis sebagai pemberian kasih pemerintah kepada masyarakat tanpa memacu perjuangan dan pemberdayaan masyarakat, akan merupakan tanda “kelebihan kebaikan” yang memanjakan masyarakat, memupuk sikap bergantung, tidak dewasa, kekanak-kanakan yang pada gilirannya akan merugikan masyarakat bangsa ini.
Inilah kebijakan politik sesaat yang berdampak pada pembentukan mental generasi anak bangsa yang tetap kekanak-kanakan. Dilema kita adalah: apakah kita mau membangun bangsa ini menuju kedewasaan atau tetap terus kekanak-kanakan?

Mengakses Internet Melalui Televisi

Sampai saat ini, masyarakat pedesaan masih kesulitan untuk memperoleh akses internet karena terbatasnya infrastruktur jaringan Internet. Mayoritas masyarajkat kita lebih suka membeli televisi daripada komputer. Itu sebabnya televisi sebagai media informasi sudah banyak dimiliki oleh masyarakat pedesaan. Maka terbetiklah solusi untuk membuat orang mampu mengakses Internet melalui pesawat televisi. Bagaimana caranya?
Ada satu aplikasi pengembangan dari Internet broadcasting, yaitu dimana sistem Internet dipadukan dengan televisi. Media yang digunakan adalah media untuk penyiaran televisi, seperti: terestrial, menggunakan gelombang UHF dan VHF, kabel dan satelit dengan gelombang mikro. Prinsipnya adalah melewatkan paket-paket data pada sinyal video komposit.
Sinyal Video Komposit
Apa itu sinyal video komposit? Format sinyal ini disebut sinyal video komposit karena merupakan sinyal yang dikirimkan melalui kanal televisi pada sistem televisi analog dengan sistem Phase Alternating Line (PAL)– sistem televisi yang digunakan di Indonesia dan banyak negara di Asia dan Eropa. Sinyal ini akan dibangkitkan sebelum dikombinasikan dengan sinyal suara dan dimodulasikan dengan RF carrier.
Sinyal video komposit terdiri dari komponen-komponen sinyal, yaitu:sinyal informasi dan sinyal sinkronisasi
Sinyal informasi berupa sinyal data atau gambar. Sinyal ini akan dikonversi menjadi format digital yang bernilai biner (bit 0 dan 1).
Sedangkan informasi citra dalam sinyal video komposit terdiri dari:
• Informasi intensitas atau hitam-putih atau luminans (sinyal Y)
• Informasi warna atau krominans (sinyal U dan V)
Sinyal sinkronisasi ada dua jenis, yaitu: sinkronisasi horisontal (line synch) dan sinkronisasi vertikal (field synch). Sinkronisasi horisontal terdapat pada setiap akhir baris, sedangkan sinkronisasi vertikal terdapat pada setiap akhir dari field.
Sebuah frame atau gambar yang tampak dalam layar televisi ditampilkan dalam 2 kali field, yaitu field baris ganjil dan field baris genap. Kedua field tersebut ditampilkan secara bergantian dan perubahan setiap fieldnya diperlukan sinkronisasi vertikal.
Untuk membangkitkan sinyal ini; diperlukan mikrokontroler yang terhubung ke bagian interface televisi. Mikrokontroler yang digunakan harus memiliki spesifikasi yang mampu beroperasi pada kecepatan tinggi, agar dapat dihasilkan tampilan beresolusi cukup tinggi.
Penyiaran Internet
Setelah dibangkitkan sinyal video komposit, perlu diperhatikan penyiaran internet melalui saluran televisi. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyiaran tersebut yaitu:
• Kualitas image atau video: merupakan kualitas utama dalam penyiaran, menggunakan video streaming dalam proses enkodingnya.
• Biaya: terdiri dari biaya untuk menciptakan program dan biaya distribusi.
• Isi: merupakan bagian penting dalam menarik pengguna.
• Client Hardware: dengan peralatan apa akses tersebut dapat diperoleh pengguna.
• Sinergi: dibutuhkan interaksi antara elemen-elemen hardware dan software dalam penyiaran televisi.
Solusi Internet broadcasting ini merupakan solusi alternatif bagi masyarakat pedesaan yang sampai sekarang masih kesulitan mengakses Internet.

Tips Merawat Printer dan USB

Keberadaan printer seolah sudah menjadi satu paket dengan komputer. Namun sayangnya, sering kali para pengguna komputer ini mengabaikan perawatan printer. Padahal jika porinter ngadat, kinerjanya menjadi tidak optimal.

Untuk itulah, printer juga perlu dirawat layaknya perangkat elektronik lainnya agar tetap dalam kondisi baik. Beberapa tips berikut mungkin bisa membantu anda dalam merawat printer secara mudah dan murah, antara lain :

1. Gunakanlah Printer secara periodik. Agar kualitas cetakan tetap optimal, gunakanlah printer anda secara periodik sedikitnya 2 - 3 kali seminggu. Hal ini akan membuat aliran tinta dari lubang tetap lancar.
2. Matikan printer saat tidak digunakan. Jangan lupa untuk selalu mematikan printer jika tidak digunakan. Hal ini akan mencegah menutupnya lubang-lubang aliran tinta dalam kepala printer.
3. Bersihkan kotoran yang ada dalam printer. Setiap satu atau dua minggu, bersihkan bagian dalam printer. Hal ini perlu untuk menjaga kemampuan printer dalam mencetak. Jangan samapai printer di tempat yang berdebu atau penuh serangga. Bila perlu bungkus printer dengan plastik agar terhindar dari kotoran.
4. Jagalah kondisi cartridge. Karena cartrigde printer dipenuhi penghubung listrik yang halus dan akan berpengaruh pada hasil cetakan, perlakukan selalu cartridge dengan hati-hati. Termasuk saat mengganti tinta.
5. Gunakan diagnostic Tools. Umumnya seluruh printer memiliki perangkat lunak, mengenai bagaimana merawat atau mengatasi permasalahan mengenai printer tersebut. Pelajari software tersebut karena mungkin saja informasi yang disediakan bisa menolong anda mengatasi permasalahan anda dalam printer.
6. Matikan printer jika gagal mencetak. Terkadang, kegagalan dalam mencetak bisa diatasi dengan mematikan tombol printer, kemudian mencabut kabel daya. Setelah sepuluh menit, masukkan lagi kabel daya tersebut pada colokannya. Nyalakanlah printer dan cobalah mencetak kembali.

Merawat USB Flashdisk

1. Jangan letakkan di dekat benda yang punya medan magnet kuat.
2. Jaga agar USB flash disk tidak sampai tercelup air meski ada beberapa yang waterproof.
3. Lakukan ritual scan virus secara berkala dengan software antivirus yang ada.
4. Usahakan untuk melakukan proses eject atau stop sebelum mencabut USB flash disk dari port USB.
5. Jangan letakkan di tempat yang panas.
6. Hindari benturan keras.
7. Tutuplah bagian socket USB flash disk jika tidak sedang digunakan. Karena, socket yang kotor dapat mengakibatkan proses baca tulis sering gagal